Show simple item record

dc.contributor.advisorFu, Timotius
dc.contributor.authorSusanty
dc.date.accessioned2021-04-05T04:32:43Z
dc.date.available2021-04-05T04:32:43Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/1304
dc.description.abstractHamba Tuhan merupakan seorang pemimpin rohani bagi jemaat dan ia juga sebagai pemimpin agama di mata masyarakat. Peranan seorang hamba Tuhan sangat penting, baik di gereja maupun di lingkungan sekelilingnya karena ia mengemban tugas mulia dari Tuhan untuk memberitakan injil keselamatan Kristus pada dunia ini. la hams dapat menjadi garam dan terang dunia. Peranan ini membuat ia hams dapat menjadi teladan bagi semua orang, baik di dalam perbuatan, tutur kata, sikap, pikiran, maupun dalam kehidupan spiritualitasnya. Tak dapat dipungkiri bahwa apa yang dipancarkan dalam kehidupan seseorang itu berasal dari apa yang terdapat di dalam dirinya. Kesaksian hidup yang baik hanya dapat dipancarkan dari kehidupan spiritualitas yang baik dan benar. Dengan demikian, seorang hamba Tuhan hams memiliki kehidupan spiritualitas yang sesuai dengan kebenaran Tuhan supaya ia dapat memberikan teladan bagi jemaat dalam menjadi terang dan garam dunia. Kehidupan spiritualitas yang baik, benar dan kokoh ini tentu tidak dapat diperoleh begitu saja, perlu ada disiplin rohani yang baik dan tentunya perlu terns dijaga dan dievaluasi untuk terns bertumbuh kokoh dalam Tuhan. Hamba Tuhan masa kini hidup di tengah zaman yang menawarkan berbagai paradigma yang tidak sesuai dengan konsep kebenaran firman Tuhan. Ada banyak godaan, tantangan, dan masalah yang dapat menggerogoti kehidupan spiritualitasnya sehingga ia bisa terjatuh dalam disintegritas dan gagal menjalankan tugas panggilannya. Hal ini hams diperhatikan dengan baik karena perlu diakui, sebagai manusia yang lemah dan terbatas, ia juga sangat rentan terhadap setiap godaan dan tantangan. Sebagai seorang pemimpin rohani, ketika ia gagal mempertahankan integritasnya di hadapan Tuhan, maka ia dapat menjadi batu sandungan bagi orang lain dan dapat menyeret banyak orang untuk turut serta dalam kejatuhannya. Oleh karena itu, ia perlu belajar dari firman Tuhan bagaimana memiliki kehidupan spiritualitas yang baik dan dapat tetap berintegritas di tengah segala tantangan dan masalah. Alkitab telah memberikan contoh seorang yang memiliki kehidupan spiritual yang baik, ia adalah Daniel. Kondisi yang tidak ideal dan kondusif tidak menjadi alasan baginya untuk tidak lagi hidup berintegritas di hadapan Tuhan. Kunci spiritualitas Daniel adalah relasinya yang intim dengan Allah. Keintiman inilah yang mendasari selumh manifestasi spiritualitasnya, seperti doa, puasa, kecintaan pada firman, iman, integritas, kesaksian hidup, dan lainnya. Hal ini patut diteladani oleh setiap hamba Tuhan masa kini yang juga mengalami berbagai tantangan dan godaan. Dari penelitian ini, maka setiap hamba Tuhan juga hams memiliki relasi yang intim dengan Allah sebagai dasar dari spiritualitasnya. Dengan demikian, ia dapat terns mencari dan menemukan kehendak Allah dalam hidup dan pelayanannya, sehingga ia dapat berintegritas dan senantiasa memuliakan Tuhan.en_US
dc.publisherSeminari Alkitab Asia Tenggaraen_US
dc.subjectSpiritualitasen_US
dc.subjectDanielen_US
dc.subjectintegritasen_US
dc.subjecttantanganen_US
dc.subjectfirman Tuhanen_US
dc.subjectrelasi dengan Allahen_US
dc.subjecthamba Tuhanen_US
dc.subjectmasa kinien_US
dc.titleSpiritualitas Daniel dan Implikasinya Bagi Pelayanan Hamba Tuhan Masa Kinien_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.kodeprodi772103


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record