Show simple item record

dc.contributor.authorSolihin, Benny
dc.date.accessioned2018-04-30T08:57:38Z
dc.date.available2018-04-30T08:57:38Z
dc.date.issued2000-04-01
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/12
dc.description.abstractJauh sebelum Alkitab ada, umat Allah sudah gemar berkata-kata mengenai Tuhan. Sambil duduk dekat api unggun di waktu malam, mereka menyanyi tentang kebesaran dan belas kasihan-Nya. Para kakek meneruskan kepada cucu mereka cerita-cerita mengenai Tuhan. Demikian seterusnya karya dan perbuatan Allah di dalam sejarah mereka turunkan kepada generasi selanjutnya dalam bentuk cerita, sesuai dengan apa yang diperintahkan Tuhan dalam kitab Ulangan 6:4-7. Penyampaian berita dalam bentuk cerita atau narasi sangat efektif dari zaman ke zaman dalam setiap generasi dan bangsa, sampai pada zaman moderen ini. Sekarang ini cerita dapat disampaikan melalui teknologi canggih seperti media elektronik dan audio visual. Harus diakui teknologi modern merupakan pilihan bagi anak-anak Sekolah Minggu di samping mendengar cerita dari orang tua dan Guru Sekolah Minggu (GSM) mereka. Namun demikian, meskipun media elektronik dan audio visual dapat melakukan tugas bercerita, tetapi mereka tidak dapat mengganti “hubungan pribadi” antara si pencerita dan pendengar, dalam hal ini anak-anak. Di sinilah seorang GSM memiliki kesempatan untuk tetap hadir dan sekaligus tantangan untuk meningkatkan mutu berceritanya.en_US
dc.publisherSeminari Alkitab Asia Tenggaraen_US
dc.subjectChurch work for childrenen_US
dc.titleDasar-Dasar Bercerita di Sekolah Mingguen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record