Show simple item record

dc.rights.licenseAttribution-NonCommercial-NoDerivs 4.0
dc.contributor.authorYahya, Pancha W.
dc.date.accessioned2018-05-09T05:30:09Z
dc.date.available2018-05-09T05:30:09Z
dc.date.copyright2006
dc.date.issued2006-04
dc.identifier.issn14417649
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/129
dc.description.abstractFrater Anthony de Mello, S. J. (1931-1987) adalah tokoh yang kontroversial. Di satu pihak ia adalah guru spiritual yang berpengaruh luas. Buku-buku spiritualitasnya yang diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, seperti: Spanyol, Portugis, Italia, Jepang, Mandarin, Indonesia, Bengali, dan Thailand telah mempengaruhi banyak orang. Tak hanya itu, ia telah berkeliling dunia untuk memimpin seminar-seminar dan latihan-latihan doa bagi ribuan orang. Pada tahun 1972 Mello mendirikan Institute of Pastoral Counselling and Spirituality di de Nobili College, Poona, India yang diberi nama Sadhana. Di tempat inilah banyak orang dari berbagai negara, terutama para Jesuit, telah datang untuk mengikuti retreat-retreat doa yang dipimpin oleh de Mello. Namun, sebelas tahun selepas kematian de Mello, tepatnya tanggal 24 Juni 1998, dewan kardinal Roma Katolik mengeluarkan notifikasi yang menyatakan tulisan-tulisannya tidak sesuai dengan ajaran Roma Katolik. Dewan tersebut menilai ajarannya: (1) berpandangan apophaticism, yaitu menyatakan bahwa Allah tidak dapat dimengerti dan dijelaskan dengan bahasa manusia. Padahal, menurut notifikasi tersebut, Alkitab berisi pernyataan yang benar dan sah tentang Allah, (2) merendahkan kedudukan Yesus dengan memandang-Nya sebagai guru seperti guru-guru yang lain. Hanya Yesus yang telah mengalami kesadaran dan kemerdekaan penuh, sedang guru-guru lain belum, (3) memandang kejahatan sebagai sebuah ketidaktahuan dan tidak ada hukum moral yang objektif. Notifikasi itu mendapat reaksi keras dari banyak orang terutama kolega de Mello, para Jesuit di India. Mereka amat menyesalkan keluarnya notifikasi tersebut. Menurut mereka dikeluarkannya notifikasi itu lebih didasarkan atas buku-buku posthumous-nya, sehingga tidak mewakili keseluruhan pemikirannya. Francis Stroud, Frater Jesuit yang telah bekerja sama dengannya mengelola pusat spiritualitas di Fordham University di New York, menanggapi notifikasi itu, “It’s extremely hard for me to believe that anyone would find anything de Mello says to be anything other than orthodox. He was a very devout churchman.” Perlu diketahui bahwa meski ia mengaku banyak dipengaruhi oleh tradisi dan agama-agama lain, namun ia tetap menyatakan kesetiaannya pada ajaran Roma Katolik. Penolakan atas notifikasi itu terlihat dengan tidak ditariknya buku-bukunya dari peredaran atau tidak dicantumkannya notifikasi tersebut pada buku-buku Mello kendati dewan kardinal waktu itu memerintahkan hal tersebut. Malahan buku-bukunya terus dicetak dan menjadi best seller. Mengingat besarnya pengaruh dari tulisan-tulisan de Mello dan adanya kontroversi atas tulisan-tulisan tersebut, maka artikel ini akan membahas tulisan-tulisannya tersebut. Namun artikel ini tidak membahas keseluruhan tulisannya, tetapi secara khusus akan memaparkan secara ringkas teologi dan praktik doanya. Kemudian penulis akan meninjau teologi dan praktik doa tersebut, dan diakhiri dengan aplikasi bagi umat Kristen.en_US
dc.publisherSeminari Alkitab Asia Tenggaraen_US
dc.rights.urihttps://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/
dc.subjectPrayer -- Christianity.en_US
dc.subjectDe Mello, Anthony, 1931-1987en_US
dc.titleSebuah Tinjauan terhadap Teologi dan Praktik Doa Anthony De Melloen_US
dc.typeArticleen_US
dc.rights.holder2006 by Veritas: Jurnal Teologi dan Pelayanan. All rights reserved.


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Attribution-NonCommercial-NoDerivs 4.0
Except where otherwise noted, this item's license is described as Attribution-NonCommercial-NoDerivs 4.0