Show simple item record

dc.contributor.advisorMamahit, Ferry Yefta
dc.contributor.authorLebang, Esra Nining Utama
dc.date.accessioned2021-03-30T03:40:42Z
dc.date.available2021-03-30T03:40:42Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/1256
dc.description.abstractDalam sejarah misi kekristenan, motif misi menjadi hal penting karena mendasari dan menentukan arah dan gerak misi gereja. Setiap motif misi yang benar, yaitu yang dibangun dari pemahaman Alkitab yang benar, akan dapat membawa gereja untuk menjawab setiap tantangan jaman yang ada. Dalam bermisi, gereja tidak hanya memerlukan suatu motif misi yang benar, tetapi juga mampu menganalisis tantangan jaman yang ada sehingga dapat melakukan misinya dengan tepat. Tantangan jaman berubah dari masa ke masa, dan dari hasil analisis yang dilakukan dalam skripsi ini, khususnya dalam bab kedua, ditemukan ada lima tantangan masa kini yang sangat kompleks dan mencakup banyak aspek dalam kehidupan manusia. Itu sebabnya dipandang perlu bagi gereja untuk memahami suatu motif misi yang dapat membawa gereja untuk dapat memahami arti misi dengan lebih luas. Salah satu motif yang telah berkembang saat ini adalah motif Kerajaan Allah. Dapat dikatakan bahwa berbagai aliran dalam kekristenan mengenal motif ini dan memiliki pandangan-pandangan yang cukup berbeda sehingga menghasilkan penekanan misi yang berbeda-beda pula. Dalam beberapa dekade terakhir sejumlah teolog dari kaum injili telah menekuni motif ini sebagai motif yang dilihat dapat memberikan pemahaman misi yang luas bagi gereja untuk menjawab tantangan masa kini. Sebagai bagian dari komunitas injili, dirasa pelu untuk meneliti pemahaman para teolog injili mengenai motif ini untuk menemukan relevansinya bagi misi gereja injili masa kini. Para teolog yang pemahamannya diteliti dalam skripsi ini yaitu yang dipaparkan di dalam bab ketiga, adalah Yohanes Verkuyl, Arthur F. Glasser, Charles R. Padilla, dan Ken Gnanakan. Dari hasil analisis terhadap pemaparan mereka yang kemudian diredefinisi untuk mengetahui dengan lebih jelas konsep motif ini, yaitu yang dilakukan dalam bab keempat, ditemukan bahwa motif ini tidak hanya mampu memberikan implikasi-implikasi misi kepada gereja untuk menjawab lima tantangan yang ada dengam melakukan penginjilan, ibadah, persekutuan, pengajaran, dan ajakan untuk bekerja sama dengan berbagai gereja sebagai satu tubuh Kristus. Lebih dari itu, ditemukan bahwa tema ini juga mengungkapkan tiga implikasi penting lainnya yang selama ini dinilai kurang diperhatikan oleh gereja-gereja injili, yaitu: mengenai kuasa kebangkitan Kristus (Chritus Victor) yang merupakan kuasa kemenangan Kerajaan Allah atas kerajaan maut, adanya the lordship of Christ atau pemerintahan Kristus atas segala sesuatu di dunia ini, dan peran utama gereja sebagai agen kerajaan Allah. Motif ini menjelaskan banyak detil panggilan misi bagi gereja sebagi agen kerajaan, yaitu tidak hanya peduli dengan masalah-masalah sosial, tetapi juga dengan berbagai bidang lain dalam kehidupan manusia yang semuanya telah tunduk di bawah the lordship of Christ. Itu sebabnya gereja Tuhan, khususnya gereja-gereja injili masa kini, perlu melihat kembali dan memahami motif ini sebagai motif yang mengarahkan misi gereja.en_US
dc.publisherSeminari Alkitab Asia Tenggaraen_US
dc.subjectMission.en_US
dc.subjectKingdom of God.en_US
dc.subjectEvangelicalismen_US
dc.titleStudi Motif Kerajaan Allah Dalam Misi Kristen dan Relevansinya Bagi Misi Gereja Injili Pada Masa Kinien_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidn2313116401
dc.identifier.kodeprodi77103


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record