Show simple item record

dc.contributor.advisorSulistio, Thio Christian
dc.contributor.authorWurfindahtin, Lyantin
dc.date.accessioned2021-03-27T02:15:33Z
dc.date.available2021-03-27T02:15:33Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/1244
dc.description.abstractSaat ini kekristenan sedang bersaing dengan wawasan dunia Gerakan Zaman Baru. Sebagai suatu wawasan dunia, GZB merupakan refleksi filosofis dari konsep Allah mereka yang berakar dari pandangan panteisme monistis. Mereka memandang Allah sebagai realitas absolut yang imanen dan impersonal. Pandangan ini bertentangan dengan kekristenan yang memandang Allah sebagai realitas absolut yang transenden, imanen dan personal. Oleh karena proposisi utama dari kedua wawasan dunia ini bertentangan, maka setiap komponen dari kedua wawasan dunia ini juga saling bertentangan. GZB berusaha menunjukkan bahwa wawasan dunia mereka adalah wawasan dunia alternatif yang ditawarkan sebagai solusi bagi problem umat manusia. Untuk membuktikan kesejatiannya, maka wawasan dunia GZB harus diuji secara filosofis dan teologis. Ujian itu meliputi: ujian rasio, ujian pengalaman dan ujian praktis terhadap setiap komponen wawasan dunia GZB. Komponen itu adalah metafisika, epistemologi, pengalaman religius dan etika. Dari pengujian secara filosofis dan teologis ini dapat dibuktikan bahwa secara keseluruhan wawasan dunia GZB menderita ketidakcukupan filosofis dan berkontradiksi dengan kebenaran-kebenaran esensial wawasan dunia Kristen yang alkitabiah. Jadi dapat disimpulkan bahwa GZB telah gagal dalam membuktikan kesejatian wawasan dunianya, dan sebaliknya justru membuktikan kebenaran dan kesejatian wawasan dunia Kristen. Sebagai wawasan dunia, kekristenan memberikan seperangkat sistem konseptual yang konsisten dan koheren. Juga menyediakan pandangan yang komprehensif untuk mengakodasi wilayah pengalaman manusia yang luas serta memberikan tuntunan bagi tindakan manusia. Sepanjang kehadirannya, wawasan dunia Kristen telah menunjukkan kesejatian dirinya, karena itu kekristenan tidak dapat ditolak oleh karena ketidakcukupan secara filosofis atau kurang rasional. Penolakan terhadap kekristenan semata-mata dimotivasi oleh penolakan manusia untuk tunduk kepada otoritas Allah pencipta yang menyatakan diri-Nya dalam Alkitab. Pada akhirnya melalui tinjauan secara filosofis dan teologis terhadap wawasan dunia GZB ini, dapat dipahami perbedaan mendasar antara wawasan dunia GZB dan wawasan dunia Kristen, menemukan kelemahan-kelemahan mereka dan sebaliknya menunjukkan keunggulan wawasan dunia Kristen sebagai wawasan dunia alternatif untuk menyelesaikan problem-problem umat manusia. Diharapkan melalui pemahaman ini, keyakinan orang-orang Kristen terhadap wawasan dunia mereka semakin dikuatkan. Mereka juga dapat menjawab tantangan dari wawasan dunia Gerakan Zaman Baru, bahkan dapat bersaksi tentang pengharapan dalam iman Kristen.en_US
dc.publisherSeminari Alkitab Asia Tenggaraen_US
dc.subjectGerakan Zaman Baruen_US
dc.subjectwawasan duniaen_US
dc.subjectrefleksi filosofisen_US
dc.subjectpanteisme monistisen_US
dc.subjectrealitas absoluten_US
dc.subjecttransendenen_US
dc.subjectimanenen_US
dc.subjectimpersonalen_US
dc.subjectproposisi utamaen_US
dc.subjectujian rasioen_US
dc.subjectujian pengalamanen_US
dc.subjectujian praktisen_US
dc.subjectmetafisikaen_US
dc.subjectepistemologien_US
dc.subjectpengalaman religiusen_US
dc.subjectetikaen_US
dc.titleTinjauan Filosofis dan Theologis terhadap Konsep Allah dalam Gerakan Zaman Baruen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidn2312047001
dc.identifier.kodeprodi77201


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record