Show simple item record

dc.contributor.advisorLukito, Daniel Lucas
dc.contributor.advisorKuswanto, Cornelius
dc.contributor.authorKristono, Josafat
dc.date.accessioned2021-03-26T01:52:42Z
dc.date.available2021-03-26T01:52:42Z
dc.date.issued2002
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/1202
dc.description.abstractRealitas kejahatan yang dilakukan oleh banyak orang dan menimpa para korban yang tidak bersalah sering memaksa orang menggugat peran Allah yang Mahatahu dan Mahkuasa. Jawaban yang sementara orang berikan atas masalah di atas dengan merujuk pada kenyataan bahwa manusia memiliki kehendak bebas, sehingga ia mempunyai kemampuan untuk menghendaki segala sesuatu dan memutuskan segala sesuatu termasuk melakukan kejahatan, sering tidak memuaskan dan tidak membebaskan Allah begitu saja dari tuduhan dan tuntutan. Masalahnya adalah kehendak bebas itu anugerah Tuhan, sehingga lahir sebuah pertanyaan lain, yakni mengapa la memberi anugerah seperti itu kepada manusia? Lalu sesungguhnya apakah korelasi antara kehendak bebas, kejahatan dan Allah sendiri? Kajian ini mengangkat pandangan Agustinus karena ia memberi perhatian yang besar kepada masalah kejahatan dan kehendak bebas. Selain itu, pemikiran tentang terhadap kedua topik tersebut mau tidak mau menghubungkan orang dengan problem teodisi yang sampai kini masih menjadi pergumulan banyak orang termasuk orang Kristen. Meskipun istilah teodisi itu sendiri baru diperkenalkan pada awal abad 18, namun secara tidak langsung ia telah diperbincangkan dan digumulkan oleh para pakar filsafat dan teologi sebelum abad 18 seperti Agustinus misalnya. Dalam rangka mengkaji masalah yang telah dikemukakan tadi, maka metode pengumpulan data yang ditempuh ialah studi literatur. Banyak buku dan artikel perihal kejahatan, kehendak bebas dan teodisi menurut Agustinus baik yang ditulis oleh dirinya sendiri maupun orang lain serta pandangan Kekristenan tentang materi di atas mendapat perhatian dan kajian yang serins. Sedangkan metode penulisan yang dilakukan ialah deskripsi analitis. Dengan metode ini, penulis hendak memberikan gambaran yangjelas tentang permasalahan yang terjadi dengan menjelaskan latar belakang dan materi bahasan itu sendiri. Penulis juga melakukan analisa kritis untuk mendapatkan signifikansi serta manfaat bagi realitas saat kini. Kajian ini hendak memaparkan signifikansi kehidupan manusia secara umum dan orang Kristen secara khusus. Signifikansi bahwa setiap orang pada dasarnya tidak dilahirkan sebagai makhluk yang tidak berdaya, sebab ia memiliki kekuatan besar dalam dirinya .sendiri, yakni kehendak bebas. Dengan kehendak bebas, manusia diajak untuk lebih berani bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan tidak mudah mengkambing- hitamkan pihak lain atas sesuatu buruk yang menimpa dirinya. Dengan kata lain, kajian ini bermanfaat bagi orang Kristen yang terus bergumul dengan masalah keadilan Tuhan. Bermanfaat untuk mendorong orang percaya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang kemahatahuan, kemahakuasaan dan keadilan-Nya sehingga ia tidak mudah untuk mengeluh kepada Tuhan maupun terjebak dengan fatalisme, Kajian ini diharapkan memampukan orang Kristen memiliki pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang kehendak bebas sebagai anugerah-Nya, sehingga ia tidak mudah menyalahartikan maupun menyalahgunakannya untuk berbuat kejahatan. Pengharapan lain ialah orang Kristen menjadi semakin terbeban untuk hidup benar dalam kebebasan serta selalu mau taat dan percaya kepada Tuhan terlepas dari segala situasi-kondisi yang dialaminya. Sebagaimana yang diyakini oleh Agustinus, maka memang benar bahwa banyak tindak kejahatan yang berasal dari kehendak bebas manusia. Allah bukan pihak yang menyebabkan kejahatan kecuali menjadikannya sebagai bentuk penghukuman atas kejahatan yang telah diperbuat manusia sebelumnya. Kehendak bebas manusia memiliki kecenderungan untuk melakukan kejahatan disebabkan oleh dosa asal. Oleh karena itu kebebasan sejati ialah kebebasan yang diwujudkan dengan menundukkan diri kepada ajaran Kristus, sehingga untuk mencapainya ia harus mendapatkan anugerah Allah, supaya kehendak bebasnya mampu diisi dengan kehendak balk. Walaupun demikian uraian Agustinus belum memadai untuk menjawab persoalan orang tidak bersalah yang menjadi korban kejahatan sesamanya. Oleh karena itu orang Kristen sebaiknya memandang dan memberlakukan teodisi seperti dua sisi dari sekeping uang logam. Sisi pertama ialah kehendak bebas manusia. Sisi yang menyadarkan orang akan tanggung jawabnya atas pelbagai tindakan kejahatan yang terjadi, serta yang membahas pengaruh .serta peran yang telah dilakukan seseorang sehingga kejahatan menimpa dirinya. Sisi lainnya ialah campur tangan Tuhan, yaitu sebuah wilayah yang kurang dikaji oleh Agustinus tetapi justru disajikan dengan baik oleh kesaksian firman Tuhan. Sesungguhnya orang Kristen patut bersyukur kepada Tuhan mengingat. la adalah Allah yang terlibat langsung dalam sejarah kehidupan manusia. la bukan sekadar transenden tetapi juga imanen. Dalam Yesus Kristus, la turut berjuang dan menderita bersama dengan manusia. Berdasar kajian di atas, maka bagi seorang Kristen yang sungguh-sungguh menghayati dan memelihara hubungannya dengan Tuhan, teodisi bukanlah sesuatu yang harus digumulkan apalagi sampai diperkarakan. Jika ia sering hadir sebagai masalah besar maka hal itu lebih disebabkan oleh ketidaksiapan spiritualitas dari pihak yang mengalaminya.en_US
dc.publisherSeminari Alkitab Asia Tenggaraen_US
dc.titleKejahatan dan Kehendak Bebas Menurut Agustinus serta Kontribusinya Dalam Pergumulan Tentang Teodisien_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidn2310046001
dc.identifier.kodeprodi77101


Files in this item

FilesSizeFormatView

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record