Show simple item record

dc.contributor.advisorSoegianto, Hari
dc.contributor.authorButarbutar, Eunike A
dc.date.accessioned2021-03-15T02:07:58Z
dc.date.available2021-03-15T02:07:58Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/1109
dc.description.abstractGlobalisasi telah memberikan dampak yang sangat luas dalam kehidupan masyarakat dunia, tidak terkecuali masyarakat di negara Indonesia. Era di mana iptek berkembang dengan pesat ini telah mengubah wajah Indonesia dalam bidang ekonomi, politik, sosial-budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Dampak globalisasi yang paling meneolok terjadi di kalangan kaum muda. Hal ini ditandai dengan munculnya materialisme, sekularisme, konsumerisme, hedonisme, penggunaan kekerasan, dan penyalahgunaan narkoba, yang semuanya dapat mengancam dan merusak moral bangsa, khususnya moral generasi muda. Dalam menghadapi tantangan zaman di era globalisasi, masyarakat semakin disadarkan akan pentingnya mutu pendidikan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal menjadi tumpuan masyarakat dalam membimbing generasi muda agar dapat mempersiapkan diri menghadapi tantangan-tantangan zaman di masa depan. Namun yang sangat disayangkan, lembaga pendidikan masa kini pun telah terpengaruh oleh budaya global seperti pola konsumerisme dan cara pandang fragmentaris. Sekolah-sekolah Kristen di Indonesia pada awalnya melangkah dengan misi melayani bidang pendidikan bagi kemuliaan Allah. Tetapi rupanya, sekolah- sekolah Kristen gagal menjalankan misinya. Bahkan di lapangan, sekolah- sekolah Kristen masa kini justru dikenal masyarakat dengan biaya sekolah yang sangat mahal dan sistem pembagian kelas berdasarkan tingkat akademis yang sangat menonjol. Hal ini tentunya menyebabkan munculnya kesenjangan sosial yang semakin lebar antara si kaya dan si miskin, maupun antara para murid yang memiliki kemampuan akademis yang menonjol dan yang kurang mampu. Di tengah kondisi yang rumit demikian, sebenamya masih ada setitik harapan dalam rangka memperjuangkan misi sekolah-sekolah Kristen yang telah bengkok tersebut. Perubahan dalam dunia Kristen di Indonesia hams dimulai dari tiap guru Kristen yang telah dipanggil secara khusus oleh Allah untuk melayani dalam bidang pendidikan. Perjuangan seorang gum di tengah pengamh yang bumk telah diperankan oleh Paulus dalam surat 1 dan 2 Timotius. Di dalamnya terdapat tiga prinsip penting yang hams dimiliki oleh seorang gum Kristen dalam menjalankan panggilannya, yaitu mengajarkan kebenaran, memberitakan injil dan menggembalakan para murid.en_US
dc.publisherSeminari Alkitab Asia Tenggaraen_US
dc.subjectglobalisasien_US
dc.subjectmoral generasi mudaen_US
dc.subjectmutu pendidikanen_US
dc.subjectsekolahen_US
dc.subjectsekolah Kristenen_US
dc.subjectguru Kristenen_US
dc.subjectPaulusen_US
dc.subjectmengajarkan kebenaranen_US
dc.subjectmemberitakan injilen_US
dc.subjectmenggembalakan muriden_US
dc.titlePaulus Sebagai Guru Dalam Surat 1 dan 2 Timotius dan Implikasinya Bagi Peran Guru Kristen di Era Globalisasien_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidn2324126701
dc.identifier.kodeprodi77201


Files in this item

FilesSizeFormatView

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record