Show simple item record

dc.contributor.advisorMamahit, Ferry Yefta
dc.contributor.authorLiu, Anna
dc.date.accessioned2021-03-10T01:38:19Z
dc.date.available2021-03-10T01:38:19Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/1083
dc.description.abstractSalah satu budaya Tionghoa di Kalimantan Barat yang menarik perhatian banyak orang adalah praktik tatung. Hal ini disebabkan oleh kuasa supranaturalnya. Orang- orang yang menganut kepercayaan demikian meyakini bahwa kuasa itu berasal dari tuhan-tuhan. Hal ini dipengaruhi oleh worldview mereka tentang tuhan. Sebagian orang menilai bahwa praktik tatung merupakan praktik yang berbahaya bagi tubuh dan jiwanya sendiri. Bahkan, praktik ini menyesatkan banyak orang ke jalan kegelapan. Tentu saja penilaian ini tidak bisa diterima oleh mereka. Namun, apakah penilaian tersebut benar? Alkitab merupakan standar kebenaran yang absolut, yang mampu memberi penilaian yang objektif. Karena itu, budaya tersebut perlu ditinjau dengan perspektif demonologi Kristen. Dari hasil peninjauan, temyata praktik tatung memiliki persamaan dengan praktik mediumistik yang terdapat di dalam Alkitab. Praktik demikian memiliki permasalahan teologis dan praktis, terutama berkaitan dengan konsep mereka tentang Tuhan. Bagi mereka, ada banyak tuhan atau dewa yang berasal dari arwah-arwah orang mati atau arwah-arwah leluhur. Kuasa dari tuhan-tuhan mereka adalah terbatas dengan regional dan mereka percaya bahwa tidak ada kuasa dari tuhan yang universal. Konsep demikian sangat bertentangan dengan firman Tuhan, dan konsep demikian yang membuat mereka juga sulit menerima injil. Selain itu, perspektif demonologi Kristen menyatakan bahwa praktik tatung merupakan praktik kekejian bagi Tuhan, karena praktik tersebut mengandalkan kuasa iblis yang disebut okultisme. Kuasa supranatural dari praktik mereka merupakan kebohongan dari Iblis yang membuat orang semakin jauh dari Tuhan yang kudus. Setelah ditinjau lebih jauh lagi, temyata praktik tatung juga mengandung unsur materialisme dan mempakan praktik penyembahan berhala. Penyembahan dalam praktik tatung berfokus pada objek yang tidak tepat, yaitu iblis yang sebenamya sebagai objek penyembahan mereka. Khusus bagi hamba Tuhan dan jemaat gereja di Kalimantan Barat, perlu memahami budaya demikian dari perspektif demonologi Kristen, supaya menjauhi bahaya sinkretisme di tengah jemaat, membantu usaha kontekstualisasi injil dan pelayanan pastoral atau konseling kepada penganut kepercayaan Tionghoa yang bam bertobat.en_US
dc.publisherSeminari Alkitab Asia Tenggaraen_US
dc.subjectPraktik tatungen_US
dc.subjectworldview tentang Tuhanen_US
dc.subjectpraktik mediumistiken_US
dc.subjectdemonologi Kristenen_US
dc.subjectokultismeen_US
dc.subjectarwah orang matien_US
dc.subjecteksposisi Ulangan 18; 10-12en_US
dc.subjectKisah Para Rasul 16:16-19en_US
dc.titleTinjauan Terhadap Praktik Tatung Dalam Kepercayaan Tionghoa di Kalimantan Barat dari Perspektif Demonologi Kristenen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidn2313116401
dc.identifier.kodeprodi77201


Files in this item

FilesSizeFormatView

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record