Veritas 12/1 (April 2011)http://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/2212024-03-29T05:50:13Z2024-03-29T05:50:13ZTinjauan terhadap Pandangan Choan-Seng Song Mengenai Sejarah Keselamatan (Heilsgeschichte)Yahya, Pancha W.http://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/2282018-05-17T08:50:14Z2011-04-01T00:00:00ZTinjauan terhadap Pandangan Choan-Seng Song Mengenai Sejarah Keselamatan (Heilsgeschichte)
Yahya, Pancha W.
Tidak ada pemikir teologi yang sungguh-sungguh mempelajari tentang misi yang boleh mengabaikan karya Choan-Seng Song, demikian dikatakan oleh Michael S. Moore di dalam artikelnya “A Critical Profile of Choan-Seng Song’s Theology.” Menurut Moore, Song membuat teolog-teolog, khususnya dalam bidang misiologi, memikirkan ulang konsep-konsep yang sangat mendasar mengenai Allah, Kristus, gereja, penciptaan, inkarnasi, dan pembebasan. Oleh sebab pengaruh Song yang besar terhadap dunia teologi, maka artikel ini hanya difokuskan pada teologinya saja dan karena luasnya pemikiran Song serta keterbatasan ruang penulisan, artikel ini hanya akan membahas satu sisi, yaitu pandangannya mengenai sejarah keselamatan (heilsgeschichte). Alasan yang sangat mendasar terhadap pemilihan topik ini adalah karena isu utama dalam teologi Song adalah tanggapannya terhadap sejarah keselamatan, terutama dikaitkan dengan sejarah dan budaya Asia. Menurut Song, pandangan para teolog Kristen bahwa kesinambungan sejarah Israel dan sejarah gereja sebagai bagian yang paling penting dari keselamatan Allah yang berakhir pada akhir zaman, atau yang disebut sebagai sejarah keselamatan (heilsgeschichte) adalah salah. Menurutnya, sejarah Israel dan sejarah gereja hanya merupakan simbol bagaimana Allah menyelamatkan bangsa-bangsa lain. Jadi, bangsa Israel dan gereja bukan satu-satunya pembawa dan saluran penyelamatan Allah.
Artikel ini ditulis berdasarkan penelitian terhadap tulisan-tulisan Choan-Seng Song dan tulisan-tulisan lainnya yang membahas pemikirannya. Artikel ini akan membahas pandangan Song mengenai sejarah keselamatan (heilsgeschichte) dan dasar pemikirannya, tanggapan positif dan negatif terhadap pandangan tersebut dan aplikasinya bagi kekristenan di Indonesia.
2011-04-01T00:00:00ZMenikmati Surga: Tradisi Mistik dalam Injil Tomas dan YohanesSasongko, Nindyohttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/2272018-05-17T08:40:09Z2011-04-01T00:00:00ZMenikmati Surga: Tradisi Mistik dalam Injil Tomas dan Yohanes
Sasongko, Nindyo
Dalam artikel ini, penulis akan menempatkan Injil Tomas dan Yohanes dalam konteks tradisi mistik Yudaisme pada era Bait Suci Kedua. Penulis berpijak pada tesis yang diletakkan oleh B. McGinn dalam karya monumentalnya, The Foundations of Mysticism: Origins to the Fifth Century, bahwa “The mystical element in Christianity is that part of its belief and practices that concerns the preparation for, the consciousness of, and the reaction to what can be described as the immediate or direct presence of God.” Definisi ini sendiri mengindikasikan bahwa di dalam Kristianitas terdapat elemen-elemen mistik, namun hal-hal ini pun dipakai menjadi sarana untuk merespons konteks mistik yang beredar di zamannya.
Di satu sisi, penulis mendekat dengan Pagels bahwa kedua injil ditulis dalam tempo yang tidak terlampau berjauhan serta menjawab teka-teki apakah Tomas dan Yohanes merupakan dua injil yang tengah berkonfrontasi. Kendati begitu, di sisi lain, penulis akan lebih menjauh dari Pagels, oleh sebab tidak cukupnya latar belakang yang ia sajikan, terbungkus dengan bias (de)konstruksinya terhadap keyakinan Kristen yang menyejarah. Penulis tidak dapat menerima anjuran Pagels untuk memprioritaskan Tomas ketimbang Yohanes.
2011-04-01T00:00:00ZKetegangan Hubungan Yahudi dan Bukan Yahudi dalam Yudaisme Bait Allah Kedua dan dalam Surat GalatiaGunawan, Chandrahttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/2262018-05-17T08:30:12Z2011-04-01T00:00:00ZKetegangan Hubungan Yahudi dan Bukan Yahudi dalam Yudaisme Bait Allah Kedua dan dalam Surat Galatia
Gunawan, Chandra
Melalui tulisan ini, penulis ingin memperlihatkan bukti-bukti yang meneguhkan hipotesa bahwa kelompok Yahudi (termasuk yang Kristen) tidak dapat menerima kelompok bukan Yahudi, karena mereka memandang kelompok bukan Yahudi bukan sebagai umat Allah jika tidak disunatkan. Dengan membandingkan apa yang kita lihat dalam masyarakat Yahudi Bait Allah Kedua, kita akan dapat melihat alasan utama dan lebih mendasar dari penolakan lawan Paulus di Galatia (kelompok Kristen Yahudi) untuk menerima status kelompok Kristen bukan Yahudi. Selain itu, kita pun akan membahas persyaratan yang dituntut oleh Yudaisme BAK bagi para simpatisan Yudaisme yang ingin menjadi anggota umat Allah. Melalui pembahasan ini, signifikansi sunat sebagai syarat masuk bagi orang bukan Yahudi ke dalam Yudaisme akan nampak lebih jelas lagi.
2011-04-01T00:00:00ZPelayanan Christian Coaching Metode Grow Me terhadap Anak Usia 10-12 Tahun di Sekolah MingguDjanuardi, Monica L.http://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/2252019-01-05T12:58:07Z2011-04-01T00:00:00ZPelayanan Christian Coaching Metode Grow Me terhadap Anak Usia 10-12 Tahun di Sekolah Minggu
Djanuardi, Monica L.
Coaching sangat menarik dan semakin ramai dibicarakan pada masa kini. Sebenarnya, coaching bukan merupakan suatu kegiatan baru. Coaching secara alamiah merupakan bagian dari kehidupan seperti yang dilakukan oleh orang tua ataupun guru. Orang tua dari dahulu kala berjuang dan berkorban untuk membesarkan anaknya agar bisa tumbuh menjadi manusia yang matang dan mandiri. Guru mendedikasikan hidupnya untuk mengembangkan pemikiran anak didik mereka agar dapat maju dalam hidupnya. Hal ini menunjukkan bahwa coaching sudah ada sejak dahulu kala. Namun bagi mereka yang mengetahui atau akrab dengan berbagai tools, pendekatan maupun metodologi canggih dalam pengembangan sumber daya manusia, maka coaching merupakan suatu ilmu dan profesi baru. Meskipun istilah coaching sudah sering didengar di dunia sekular (di luar gereja) namun belum dipraktikkan sepenuhnya di gereja (dalam hal ini adalah terhadap anak-anak di Sekolah Minggu). Inilah yang menjadi dorongan bagi penulis untuk mempraktikkan coaching bagi anak-anak di Sekolah Minggu.
2011-04-01T00:00:00Z